Bukan Curhatan (Lagi)

Bismillah…

Soreang, 8 Juni 2022

Dari kami yang baru dua kali mencoba IVF dan berharap program selanjutnya membuahkan hasil.

Ada perasaan berbeda saat mendengar kerabat dan saudara yang hamil. Semoga Allah bersihkan hati kami dan menjauhkan kami dari hasad. Kami paham apa yang terjadi atas kehendak Allah. Setiap orang Allah uji kesabarannya dengan hal yang berbeda. Semoga Allah melapangkan hati kami dan dimudahkan untuk berhusnuzhan atas ketetapannya.

Bagi kami delapan tahun ini begitu menyenangkan. Kami bahagia. Sering ada yang usil menanyakan kenapa kami belum memiliki anak. Satu-dua kali saya masih bisa cuek. Tapi, setelah balik kampung, orang yang sama menanyakan hal yang sama hampir setiap bertemu. Lama-lama kesal, bahkan saat melihat beliau dari jauh saja sudah bisa mengubah mood. Lebih baik putar balik daripada berpapasan.

Juli 2021 alhamdulillah suami pindah ke Jakarta. Kami mulai membicarakan promil lagi. Hasil mendengar dan bertanya sana-sini kami memutuskan mencoba promil di RSIA Limijati dan di bulan Oktober kami memulai promil di BFC dengan Prof. Tono.

Bulan Oktober kami memulai IVF long protocol. Singkat cerita, dari hasil OPU ada 15 sel telur dan setelah dijodohkam ada 9 embrio dengan kondisi 8 excellent dan 1 good. Tingkat ke-PD-an meningkat tinggi, apalagi setelah melihat hasil tes yang memungkinkan kondisi saya bisa lanjut untuk Embryo Transfer. Sebelum ET kami tanya-tanya ke embriologisnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh setelah ET: tidak perlu bedrest, masih boleh jalan, tapi untuk naik-turun tangga baiknya dikurangi; bebas makan apa saja, kecuali makanan pedas; yang utama tidak boleh stres.

Setelah ET kami mencari bidan yang bisa membantu menyuntikkan obat pengencer darah yang lebih dekat jaraknya ke rumah, supaya saya tidak perlu menyetir lebih jauh. Berhubung saya dan suami LDM, jadi setiap pagi saya berangkat sendiri ke bidan dan pulangnya istirahat sebentar dilanjut jaga warung. Saya mengurangi pergerakan; jalan lebih lambat, tidak mengangkat beban yang berat, merasa manja minta tolong sana-sini. Qadarullah, belum rejeki kami. Masukkan dari teman seangkatan— seperjuangan dan sedokter promil juga, membuat kami tetap semangat.

“Hayu tahun depan kita mulai lagi pas Ramadhan, pas warung tutup jadi saya bisa banyak beristirahat”, kata saya yang mengira ketidakberhasilan itu karena kecapekan.

Setelah konsultasi ke Prof. Tono, kami mulai lagi promil di awal Ramadhan. Kue lebaran yang biasa dibuat di pekan terakhir Ramadhan sekarang dipindah, mulai dibuat pas hari pertama shaum. Setidaknya harus ada perbedaan untuk FET ini dari yg pertama. Kami memutuskan untuk menginap di rumah sakit satu malam. Saya menyuntik buserelin sendiri untuk mengurangi pergerakan rumah-rumah sakit.

Seteleh ET. Dokumentasi pribadi

Pertengahan Ramadhan dijadwal untuk ET. Setelah ET saya berhenti melakukan pekerjaan rumah, untuk makan pun memilih pesan online. Untuk suntik obat penguat kandungan saya disupiri oleh paman. Beruntung saya orang rumahan jadi enggak masalah diam di rumah berhari-hari. Untuk obat pengencer darah, kali ini hanya yg diminum saja tanpa suntikan.

Dokumentasi Pribadi

Qadarullah, hasilnya masih belum yang kami harapkan. Bahkan nilai ß-hcg yg sekarang jauh lebih kecil dari yang pertama. Padahal katanya kondisi embrio kami yg frozen lebih bagus dibanding yang fresh. Salahnya dimana? Ya Allah bingung kalau nanti FET lagi saya harus bagaimana? Harus seperti apa?

Hampir setiap malam menangis, apa yang salah dari tubuh saya? Kenapa embrionya masih enggak mau nempel padahal fisik saya betul-betul beristirahat? Allah gak ngasih waktu lama buat mengeluh, pikiran kami teralihkan Mama yang sakit. Hingga kami berhusnuzhan, bagaimana jika FET kemarin hasilnya positif dan Mama yang ketahuan sakit saat di luar kota?

__________

Selamat tanggal 8 Juni yang ke-8, Cintaku. Alhamdulillah delapan tahun ini begitu menyenangkan. Emang bener ya kalau hal menyenangkan itu teraaa singkat, seperti baru satu-dua tahun menikah, serius.

Semoga Allah senantiasa memberkahi pernikahan kita. Mari berbahagia dan menua bersama

2 thoughts on “Bukan Curhatan (Lagi)

Leave a comment